Tim Pengmas FFS Uhamka Edukasi Etika Batuk dan Bersin yang Baik bagi Warga Panyosogan

KabarPendidikan.id Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas
Farmasi dan Sains (FFS) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) melaksanakan
pengabdian masyarakat berupa sosialisasi etika batuk dan bersin yang benar
kepada warga Desa Panyosogan sebagai mitra dan memberikan penyuluhan cara
pembuatan ramuan herbal pereda batuk menggunakan buah pir kukus yang dicampur
dengan beberapa rempah-rempahan seperti rimpang jahe, rimpang kunyit dan
rimpang kencur di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jum’at (7/6).

Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini
melibatkan dua dosen Farmasi dan satu dosen  Analis Kesehatan Uhamka yaitu Maharadingga
selaku ketua pelaksana, Apt. Nuriza Rahmadini, dan Ratih Kartika Dewi selaku
anggota. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Panyosogan, Warting,
dan perangkat Desa Panyosogan beserta warga.

Pada dasarnya, kegiatan pengabdian
masyarakat ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Uhamka dalam menyikapi
beberapa fakta yang terjadi di masyarakat. Berdasarkan Dinas Kesehatan Kab.
Kuningan (2018), angka perkiraan penemuan kasus pneumonia pada balita mencapai
4.964 orang, hingga Tahun 2022 jumlahnya meningkat hingga 5.086 penderita dan
persentase penderita yang ditemukan dan ditangani hanya berkisar 35,6 %. Masih
terbatasnya sarana seperti puskesmas yang belum tersedia di tiap-tiap desa,
memungkinkan desa Panyosogan melakukan pencegahan penyakit atau pengobatan
penyakit secara mandiri.

Maharadingga selaku ketua tim
menyampaikan bahwa salah satu upaya promotif dan preventif yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan meningkatkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Salah satunya hal yang bisa kita lakukan yaitu dengan pemberian edukasi berupa
sosialisasi etika batuk dan bersin yang benar dan memberikan penyuluhan cara
pembuatan ramuan herbal pereda batuk menggunakan buah pir kukus yang dicampur
dengan beberapa rempah-rempahan kepada warga Desa Panyosogan,” pungkasnya.

Lebih lanjut, tim Dosen FFS Uhamka juga
membagikan beberapa leaflet sebagai sarana bagi warga Desa Panyosogan
untuk menambah pengetahuannya terkait etika batuk dan bersin serta pemanfaatan
buah pipir kukus yang dicampur beberapa rempah-rempahan sebagai pereda batuk.

Adapun hasil yang diharapkan dalam
kegiatan pengabdian kali ini adalah terbentuknya kesadaran setiap warga Desa
Panyosogan untuk beretika dalam batuk dan bersin, seperti langkah-langkah
berikut ini :

1. Pada saat batuk atau bersin usahakan
menutup mulut menggunakan siku ketika tidak membawa sapu tangan atau tisu.

2. Pada saat batuk atau bersin usahakan
menutup mulut menggunakan sapu tangan atau tisu dan buanglah tisu dengan benar
(pada tempatnya).

3. Hindari mengusap atau menyentuh area
wajah setelah batuk atau bersin.

4. Cuci tangan dengan air dan sabun
setelah batuk atau bersin.
https://ouo.io/g8qYbpx

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started